Sunday, November 25, 2012

wanita seperti apel


tulisan ini saya copas dari blog teman saya, yang saya benar benar terkesan saat membacanya dan menurut saya para perempuan yang istimewa perlu mengetahuinya,semoga bermanfaat... :)

Menurut saya, hubungan antar manusia itu seperti apel dan pemetiknya.
Jadi seperti ini.
Di sebuah pohon apel, tentu ada apel yang terlewat matang atau gagal matang; ia terkapar di tanah. Ada juga apel yang indah dan matang; ia tergantung di bagian teratas pohon apel itu.
Nah, asumsikan yang menjadi pengambil apel itu para penghuni planet mars, alias pria. Di planet itu, pekerjaan mengambil apel itu dibanggakan. Ada dua tipe pengambil apel.
Pengambil apel pertama, yang mengambil sebuah apel tak perduli bagaimana apelnya: walau apelnya terkapar ditanah, kalau masih terlihat indah, ambil saja, toh masih apel dan tidak terlalu tersayat-sayat rupanya. Pengambil apel ini mengambil apel dengan kondisi apapun, untuk menjaga statusnya sebagai pengambil apel yang notabene sangat dihargai di planet mars. “Status, man. Daripada nggak dapat apel, ambil saja yang ditanah, asal mulus. Yang penting bisa dinikmati untuk sementara: dipegang, digenggam, ditunjukkan ke pengambil apel lainnya. Toh, nanti akan ada apel yang beda lagi.”
Pengambil apel kedua mencoba menunggu sampai apel siap dipetik. Ia mencoba untuk menunggu apel yang mulus diluar, crunchy didalam, dan umumnya apel seperti itu terletak di bagian tertinggi pohon apel. Sering dicemooh, sepertinya, pengambil apel ini. Terkadang, ia sering diejek sebagai pemetik jeruk, karena terus berusaha mengambil apel yang diatas sana, dan mencoba menghindari godaan untuk mengambil apel yang tepat ada di kakinya. Pengambil apel ini berusaha untuk mengambil satu apel terbaik. “Satu apel. Daripada mempermainkan apel yang sudah jatuh, lebih baik berusaha untuk yang terbaik.”
Kembali ke apel.
Di suatu musim tertentu, ada beberapa apel yang menjatuhkan diri ke tanah karena melihat pengambil apel yang ia sukai. Ada juga yang di tanah karena sudah di tanah. Lalu, diambillah apel itu oleh pengambil apel tipe pertama. Tidak perduli ia apa kata teman-temannya, yang penting, dia sudah diambil oleh si pengambil apel, berstatus. Terkadang apel ini rela dijual belikan begitu saja di pasar buah. Beda pedagang setiap hari, atau setiap bulan, atau setiap 3 bulan.   “Ayo, apel, apel”, ujar pedagang satu dengan yang lainnya, atau, “Wah, aku lihat kamu sama apel yang baru di toko sebelah sana. Apel baru ya?” |”Iya nih, apel baru. Cantik kan apel saya yang ini?”
Diwaktu yang sama, apel yang terletak dibagian atas, bingung. Setahu dirinya dia indah, luar dalam. Apa yang salah? Mengapa para pengambil apel memilih yang sudah jatuh dibawah? Apel yang ini lalu mencoba mengubah dirinya. Tapi,
sadarlah, Apel yang diatas sana, kalau dirimu itu berbeda dalam sudut pandang positif. Tidak ada yang perlu diubah. Tinggal menunggu pengambil apel tipe kedua, yang rela dicemooh dan diejek si pemetik jeruk. Jika suatu hari kalian bertemu, kalian pasti akan bersama. Tetap jaga harga buahmu.

Friday, November 16, 2012

tutorial jilbab

http://www.youtube.com/watch?v=DT6f8me3cew&feature=fvwrel
http://www.youtube.com/watch?v=uJAOzhFvxdg&feature=related
http://www.youtube.com/watch?feature=fvwp&v=__HxoRj63w8&NR=1